LAPORAN PRAKTIKUM 9, KEISOMERAN GEOMETRI (Pengubahan Asam Maleat Menjadi Fumarat)
VII. Data Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
Diektrak buah beberapa buah apel dimasukan kedalam labu Erlenmeyer
|
Didapatkan ekstrak apel berwarna coklat
|
Ditambahkan dengan larutan Hcl pekat
|
Warna berubah menjadi warna coklat-kecoklatan
|
Kemudian larutan tersebut direfluk dengan alat
refluk yang sudah disiapakan selama 10 menit
|
Warna mulai berubah menjadi warna coklat pekat pada menit
ke 3 menit
|
Dihentikan refluk dan
disaring 2x larutan yang telah direfluk
|
Didapakan endapan warna hitam dan warna tetap warna coklat pekat bau seperti karamel |
Dijenuhkan didalam es
selama beberapa menit
|
Tidak didapatkan kristal
|
VIII. Pembahasan
Pada percobaan ini yaitu percobaan
keisomeran geometri (pengubahan asam maleat menjadi fumarat) merupakan
percobaan yang terakhir pada praktikum kimia organik 1 ini. Suatu senyawa
organik dapat memiliki satu atau lebih guus fungsi yang terikat pada atom karbonnya.
Gugus atau taom yang terikat secara tunggal akan mdah berorientasi secara
ikatan tunggal –C-C sehingga gugus atau
atom tersebut tidak dapat dibedakan orientasinya dalam bidang ruang gugus fungsinya,
begitupun sebaliknya jika gugus atau
atom memiliki ikatan rangkap atau ikatan bukan tunggal maka gugus atau atomnya
tidak dapat berorientasi bebas, sehingga atom dapat diidentifikasi, maka dari
itu dapat disebut dengan keisomeran geometri
Isomer geometri dapat dengan mudah
ditemukan pada senyawa organik yang mempunyai rantai siklik. Misalnya saja
cincin karbon sikloalkana yang mana terbentuk bidang pseudo yang dapat
digunakan menetapkan orientasi relatif pada atom atau gugus yang berikatan dengan
cincinnya. Orietasi atom atau gugus yang berada diatas disebut dengan bagian
“atas” sedangkan pada sisi yang lainnya disebut dnegan bagian “bawah”. Menurut
para ahli kimia, fungsi digunakannya ikatan berbentuk baji yaitu untuk menunjukkan
gugus atau atom yang terletak pada bidang rata-rata cincin atau atas dan garis
ikatan pada cincin bawaha disebut dengan “bawah”.
Salah satu isomer geomteri dengan
orientasi tertentu dapat diubah orientasinya misalnya saja asam maleat atau
cis-asam butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat, yang mana dapat
digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan asam fumarat atau trans-asam
butenadioat.
Isomerisasi dapat dikatalis
menggunakan berbegai pereaksi, mislanya saja asam mineral , asam sulfat, asam
klorida, tiourea atau pemanasan yang memadai (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Pada percobaan ini,
yaitu percobaan keisomeran geometri (pengubahan
asam maleat menjadi asam fumarat), kami melakukannya menggunakan bahan
yaitu apel hijau. Karena kita telah mengetahui bahwa buah apel mengandung zat yang dinamakan dengan
fumarat yang dapat diindentifikasi dengan perubahan warna yang terjadi pada
permukaan buah apel ketika kita mengupasnya ditempat terbuka dan membiarkannya
beberapa saat, maka buah apel tersebut berubah warna menjadi kecoklatan.
Kemudian buah apel tersebut kita ekstrak dengan menggunakan etanol. Setelah itu
ditambahkan dnegan larutan HCl, pada saat penambahan HCl terjadi perubahan warna menjadi lebih kecoklat-coklatan.
Setelah itu baru kita refluks dnegan alat refluks yang sudah kita siapkan, kita
merefluk selama ± 10 menit, setelah kita tunggu selama ± 3 menit warna larutan
menjadi coklat pekat. Dan setelah 10 menit proses pemanasan kita menyaring
larutan tersebut menggunakan kertas saaring selama 2 kali, pada penyaringan yang
pertama terdapat warna coklat yang sedikit jernih, kemudian kita saring lagi
yang kedua kalinya maka warna larutan menjadi lebih jernih. Namun terdapat
endapan berwarna hitam pada kertas saring dan menimbulkan bau pada larutan
seperti karamel. Setelah itu baru kita jenuhkan diair es selama beberapa saat
sampai terbentuk kristal pada larutan, namun pada proses ini tidak terjadi
kristal walaupun sudah kita diamkan selama beberpaa saat yang cukup lama.
IX.
Kesimpulan
a. Asam
maleat dan asam fumarat merupakan isomer geometri cis-trans asam butenadioat
yang berisomer cis dan asam fumarat yang
berisomer trans. Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi asam
fumarat adlaah berdasarkan reaksi adisi eliminasi.
b. Titik
leleh asam maleat lebih rendah daipada asam fumaarat, titik leleh asam maleat
adalah 143-148 ˚C sedangkan titik leleh asam fumarat adalah 205-215˚C.
X.
Pertanyaan
1. Apa
fungsi ditambahkannya etanol pada proses peengekstrakan sampel ?
2. Salah
satu cara apa yang dapat dilakukan agar pada saat mengekstrak apel, apel tidak
berwarna coklat ?
3. Warna
apa yang dihasilkan pada saat selama proses pemanasan berlangsung ?
XI.
Daftar Pustaka
Fessenden.
1997. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta
: Erlangga
Heri,
B.W. 2016. Sintesis Senyawa 5-4
diklorobenzena. Jurnal Farmasi Vol 14 No. 2
Naufal,
M. 2017. Kimia Organik. Semarang :
Putra Cempaka
Syamsurizal.
2019. Praktikum Kimia Organik 1. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/ diakses pada tanggal 20 april 2019, pada pukul 21:00
Tim
Penuntun Praktikum Kimia Organik. 2019. Penuntun
Praktikum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi.
Lampiran gambar
Lampiran gambar
sampel apel |
Proses refluks |
Proses penyaringan 2 kali |
proses penyaringan 1 kali |
Saya suci A1c117081 akan akan menjawab pertanyaan no 2 Salahsatu caranya yaitu dengan mengupas apel didalam air, kemudian diekstrak dengan sedikit penambahan etanol.
BalasHapusSaya Febry (073) akan menjawab pertanyaan nomor 1 yaitu untuk mengikat ekstrak yang berupa pati sampel agar tidak teroksidasi dengan oksigen.
BalasHapusSaya agustri manda sari (a1c117035) akan mencoba mennawab pertanyaan nomor 3 yaitu 3. Ekstrak apel berwarna coklat pekat dan menimbulkan bau seperti karamel.
BalasHapus