JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 3
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
YUYUN ERNAWATI
(A1C117063)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURNAL
PRAKTIKUM
PERCOBAAN
3
I.
Judul :
Pemurnian Zat Padat
II.
Hari / Tanggal : sabtu/ 9 maret 2019
III.
Tujuan :
adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Dapat
melakukan kristalisasi dengan baik
b. Dapat
memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
c. Dapat
menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
d. Dapat
memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi
IV.
Landasan teori
Cara yang digunakan untuk
memurnikan zat orgaik paling banyak digunakan dan sangat efektif digunakan
adalah dengan cara rekristalisasi. Cara rekristalisasi merupakan suatu cara
yang selektif suatu senyawa campuran dari zat padat. Yaitu dengan cara
melarutkan zat padat tersebut kedalam suatu pelarut yang cocok untuk disekitar
titik didihnya, kemudian disaring selagi masih panas untuk memisahkan zat padat
tersuspensi atau tak larut didalam larutan. Metode reklistalisasi didasarkan
pada prinsip bahwa senyawa tertentu dalam campuran akan mempunyai sifat
kelarutan yang berbeda dari campuran zat lain dalam satu sistem. Ada tiga prinsip operasional rekristalisasi :
a. Melarutkan
zat padat campuran dalam pelarut yang minimal, biasanya pada titik didihnya.
b. Kristalisasi
selektif dalam suatu pelarut tertentu, dengan cara menurunkan suhu lartan
secara perlahan
c. Penyaringan
terhadap kristal murni dipisahkan dari larutannya.
Pelarut
yang banyak digunakan dalam proses rekristalisasi adalah pelarut cair, karena
harganya yang ekonomis, tidak reaktif dan setelah melarutkan zat padat organik
bila dilakukan penguapan akan mudah memperolehnya kembali.
Sublimasi
adalah proses pengubahan zat padat menjadi uap dan uap terkondensasi langusng
menjadi padat melalui fasa cair. Berdasarkan diagram tekanan – suhu (P-T) untuk
air, sublimasi akan terjadi untuk zat yang mempunyai titik triple diatas titik
triple air. Sehingga pada kondensasi pada suhu kamar zat tersebut dari fasa
padat dapat langsung berubah menjadi uap atau sebaliknya dari uap berubah
menjadi zat padat (tim penuntun kimia organik, 2019).
Rekristalisasi
adalah suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau leburan dari
material yang sudah ada. Leburan kristalisasi atau larutan kristalisasi hanya
ada pada sebuah proses kristalisasi. Kristalisasi dapat dilakukan dengan suhu
kamar, namun dapat lebih lanjut pada sushu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan
agar zat murni tidak menerobos keuar dari kertas saring dan nantinya yang
tertinggal adalah kristal murni (fessenden, 1994).
Kristalisasi
dikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya
tujuan dari proses kristalisasi adalah pemisahan dan pemurnian. Adapun tujuan
dari proses ini adalah menghasilkan produk kristal yang mempunyai kualitas
seperti yang diinginkan. Kualitas kristal ditentukan dari tiga parameter, yaitu
distribusi ukuran, kemurnian dan bentuknya. Jenis pelaut juga sangat
berpengaruh dalam proses kristalisasi. Kelarutan suatu komponen dalam pelarut
ditentukan oleh polaritas masing-masing pelarut. Pelarut polar akan melarutkan
senyawa nonpolar dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa polar (Ahmadi,
2010).
Pemanasan
yang dilakukan terhadap suatu senyawa organik dapat memyebabkan terjadinya
perubahan. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat,
pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh dan kemudian akan mendidih.
Pada proses ini terjadi terjadi perubahan fase dari padat ke fase cair dan
kemudain ke fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan
cair, pada teknana dan temperatur tertentu ( pada titik didihnya)/ akan berubah
menjadi fase gas. Jika zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat,
tekanan konstan dan temperatur tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas
tanpa melalui fase cair terlebih dahulu (Underwood, 2002).
Salah
satu metode yang sederhana adalah merekayasa kristal untuk meningkatkan laju
kelarutan dan ketersediaan hayati obat-obatan yang sukar larut adalah teknik
kristalisasi untuk menghasilkan kristal (senyawa molekul) dengan sifat-sifat fisika dan fisikokimia
yang lebih unggul. Kristalsasi merupakan material padat yang terdiri dari dua
atau lebih molekul padat yang membentuk satu kisi kristal yang berbeda dan
dihubungakan oleh ikatan van der waals (Zaini, dkk, 2011).
Pemurnian zat padat pada umunya memerlukan
pendekatan atau teknik khusus. Pendekatan ini lebih efisien dengan
mengidentifikasi zat padat yang akan dimurnikan serta mengetahui sifat-sifat
fisika dan sifat-sifat kimianya. Keberhasilan dalam menentukan sifat-sifat
fisika dan sifat-sifat kimia zuatu zat padat dapat dilihat dari bagaimana kita
mengetahui pemisahan zat tersebut dan lebih mengacu padakelarutan suatu zat
padat yang akan dimurnikan dengan suatu pelarut. Pemahan yang baik tentang
jenis-jenis pelarut dan gradien kepolarannya sangat membentu dalam proses
pemisahan, terutama jika mencampurkan dua atau lebih pelarut untuk melarutkan zat padat.
Teknik dalam menentukan zat padat juga berpengaruh dalam kompleksitas kemurnian
zat padat dan tidak lepas juga dari sifat fisika dan sifat kimia zat padat
tersebut. Semakin kompleks campurannya juga akan semakin menuntut teknik yang
kompleks pula untuk memisahkannya, selain itu juga harus mempertimbangkan
efisiensi bahan dan alat yang digunakan, serta wajtu yang dibutuhkan selama
proses pemisahan berlangsung. Setelah selesai memurnikan zat padat, diperlukan
pengujian kemurnian zat padat, bahwa zat tersebut dalam keadaan baik dengan
menggunakan pendekatan titik leleh atau dengan menggunakan kromatografi tipis (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).
V.
Alat dan bahan
5.1 alat
·
gelas kimia 100 ml
·
corong buchner
·
kertas saring
·
cawan penguap
·
sumbat ( gelas wool)
·
kasa
·
bunsen
5.2 bahan
·
air suling
·
asam benzoat tercemar
·
naftalen tercemar
·
batu es
VI.
prosedur kerja
6.1 prosedur
percobaan rekristalisasi
·
Dituangkan 50 ml air suling dan
dipanaskan ( gelas kimia 100 ml)
·
Dimasukkan 0,5 gram asam benzoat
tercemar. Ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk (gelas kimia
100 ml)
·
Disaring campuran dalam keadaan panas.
Ditampung filtratnya dalam gelas kimia. Disiram endapan yang tertinggal dengan
air panas. Dijenuhkan. Didinginkan hingga terbentuk kristal. Didinginkan dalam
batu es jikak tidak terbentuk kristal. Disaring kristal dengan corong buchner.
Dikeringkan. Diuji titik leleh dan bentuk kristalnya. Dibandingkan dengan data
yang adadalam handbook (corong buchner).
6.2 sublimasi
·
dimasukkan 1-2 gram naftalen tercemar. Ditutup
permukaan cawan penguap dengan kertas saring dengan diberikan lubang
diatasnya.disumbat dengan gelas wool atau kapas. Dipanaskan dengan api yang
kecil. Dihentikan pembakaran saat semua zat habis ± 5 menit. Dikumpulkan zat
yang ada pada kertas saring. Diuji titik leleh dan terbentuk kristal.
Dibandingkan dengan data handbook ( cawan penguap).
Lampiran
video :
Pertanyaan
:
1. Bagaimana
proses kristalisasi ?
2. Apa
tujuan dari mendidihkan air pada bahan asam benzoat pada proses kristalisasi ?
3. Cara
apa yang dapat dilakukan untuk menjadi solusi dalam pendinginan larutan jenuh
panas ?
saya Tria(075) disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan No.1. proses kristalisasi ialah pertama siapkan larutan sampel tidak murni, kedua filtrasi larutan panas, ketiga pendinginan larutan jenuh dan yang terakhir pendinginan dan kristal pemisahan
BalasHapusBrezza fitri noventi (055) saya akan mencoba menjawab no 3
BalasHapusYang pertama kita biarkan bahan yang difilter pada suhu kamar,lalu yang kedua didinginkan dengan menjaga gelas pada air dingin
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2.Proses kristalisasinya yaitu dengan mengambil sekitar 3 gram sampel asam benzoat mentah.Adapun tujuannya adalah melarutkan bubuk asam benzoat agar mudah larut sehingga bisa dilakukan penyaringan.Terimakasih,semoga membantu..(Mita Istiana,083).
BalasHapus