LAPORAN PERCOBAAN 2, KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH


VII. Data Pengamatan
7.1 Kalibrasi Termometer
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dicampurkan air dan es didalam erlenmeyer, dimasukkan termometer dan dilengkapi sumbat serta diukur suhu bawah termometer
Suhunya 0˚ C
2.
Dimasukkan termometer kedalam aquades yang dipanaskan, diukur suhu awal mendidih sampai tidak naik lagi (konstan)
Suhu awal mendidih
Suhu konstan 100˚ C

7.2 Penentuan Titik Leleh
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dibakar ujung pipa kapiler dan dimasukkan zat murni yang dipanaskan dan diikat pada termometer , dimasukkan dalam erlenmeyer berisi aquades, dipanaskan dan dicatat suhu saat mulai meleleh hingga meleleh sempura
§  α-Naftol
§  Naftalen
§  Glikosa
§  Asam Benzoat
§  Maltosa



Suhunya (94˚C- 96­˚C)
Suhunya (74˚C- 80­˚C)
Suhunya (138˚C- 142­˚C)
Suhunya (117˚C- 180˚C)
Suhunya (98˚C- 100˚C)

2.
Dengan Cara yang sama, ditetukan titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi 1:1, 1:0,5 , 1: 2
Perbandingan 1:1
§   Naftalen dan Glukosa
§   Glukosa dan α-Naftol
§   α-Naftol dan Asam Benzoat
§   Asam Benzoat dan Maltosa
§   Maltosa dan Naftalen
Perbandingan 1:0,5
§   Naftalen dan Glukosa
§   Glukosa dan α-Naftol
§   α-Naftol dan Asam Benzoat
§   Asam Benzoat dan Maltosa
§   Maltosa dan Naftalen


Perbandingan 1:2
§   Naftalen dan Glukosa
§   Glukosa dan α-Naftol
§   α-Naftol dan Asam Benzoat
§   Asam Benzoat dan Maltosa
§   Maltosa dan Naftalen
Suhunya (140˚C- 162˚C)
Suhunya (145˚C- 168˚C)
Suhunya (148˚C- 170­˚C)
Suhunya (160˚C- 180˚C)
Suhunya (145˚C- 170˚C)


Suhunya (90˚C- 128­˚C)
Suhunya (150˚C- 165˚C)
Suhunya (160˚C- 175˚C)
Suhunya (148˚C- 169˚C)
Suhunya (138˚C- 155˚C)


Suhunya (120˚C- 160­˚C)
Suhunya (145˚C- 170˚C)
Suhunya (119˚C- 165­˚C)
Suhunya (100˚C- 140˚C)
Suhunya (129˚C- 158˚C)


7.3 Demosntrasi Titik Leleh dengan  MPA (Melting Point Apparatus)
No
Perlakuan
Hasil
1.
Ditentukan titik leleh masing-masing sampel pada pipa kapiler setebal lebih kurang 2 mm. Ditentukan menggunakan MPA
§  α-Naftol
§  Naftalen
§  Glukosa
§  Asam Benzoat
§   Maltosa


Suhunya (96˚C- 98˚C)
Suhunya (74˚C- 79,9˚C)
Suhunya (140˚C- 146˚C)
 Suhunya (119˚C- 121˚C)
Suhunya (100˚C- 102˚C)

VIII. Pembahasan

Termometer merupakan suatu objek yang dapat digunakan untuk mengukur suhu dingin maupun panas. Suatu pengukuran dapat dilakukan atau dapat diteruskan oleh praktikan apabila ketika kita mengukur suhu didapatkan hasil yang tepat atau akurat yang dapat menjadi dasar dari kalibrasi. Dalam mengkalibrasi termometer uga memerlukan ketelitian dan teknik yang dilakukan oleh praktikan, karena ketika kita telah mengetahui bagaimana teknik mengkalibrasi yang benar maka hasil yang didapatpun juga benar, da jika hasilnya tetap masih terdapat suatu kesalahan maka ada faktor-faktor lain yang dapat mengganggu proses kalibrasi tersebut. Setelah kita telah melakukan kalibrasi kita dapat mengidentifikasi apakah termometer yang kita gunakan dalam keadaan baik atau tidak.

               Titik leleh suatu zat padat dapat menententukan keadaan zat, dimana zat dapat berubah fasa dari padat menjadi gas. Perbedaan suhu pada suatu zat dapat menggambarkan suatu tingkat kemurnian dari zat tersebut. Kita bisa menggunakan perbandingan yaitu 1:1, 1:0,5, dan 1:2 dimana perbandingan tersebut untuk menguji titik leleh dari suatu zat padat, apakah titik leleh zat padat akan berpengaruh terhadap perbedaan suhu yang diberikan. Serta praktikan dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung pada perubahan wujud gas menjadi padat http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/


8.1. Kalibrasi Termometer
               Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubungan dengan standar nasional maupun onternasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan membandingkan terhadap standar ukur yang sudah memenuhi standar nasional maupun internasional. Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah untuk menerka atau menguji kemampuan untuk kerja termometer tersebut, baik dalam mengukur batas bawah dan atas skala termometer. Kalibrasi batas skala bawah termometer biasanya yang diukur adalah campuran bubuk es batu dan air. Sedangkan skala batas atas diuji dengan pengukuran aie mendidih. Pada saat praktikum mengkalibrasi termometer ini untuk menentukan batas bawah skala termometer dimasukkan bubuk batu es dan air dalam gelas kimia kemudian disumbat dan pada sumbat tersebut dimasukkan termometer untuk mengukur suhu, tetapi letak termometer menempel pada es. Kemudian didapatkanlah suhu pertama 0oC dan setelah mendidih suhunya mencapai 100oC.
8.2 Penentuan titik leleh
               Pada percobaan ini dilakukan prosedur titik leleh dari senyawa murni adalah temperatur dimana senyawa dalam keadaan padat dan cairan dalam keadaan tekanan 1 atm. Jika energi panas padatan murni sebanding dengan energi kisi maka kristal-kristal diikat membentuk unit molekul, molekul-molekul kisi-kisi kristal menjauh dari sekitarnya senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul yang sama, maka senyawa yang lebih polar dan yang mempunyai struktur molekul yang lebih simetris yang mempunyai titik leleh lebih tinggi. Jadi titik leleh suatu zat sangat bergantung dari struktur molekul yang merupakan salah satu dimensi fisis dari suatu zat.
               Pada percobaan kali ini,yang ditentukan titik lelehnya yaitu berupa senyawa murni naftalem, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa, yang masing-masing zat diberi perlakuan yang sama masing-masing zat dimasukkan kedalam pipa kapiler kemudian diikat dengan termometer dan dicatat suhunya, dimana  didapatkan suhunya yaitu pada masing-masing zat, alpha naftol (94oC-96oC), naftalen (74˚C- 80­˚C), glukosa (138˚C- 142­˚C), asam benzoat (117˚C- 180˚C) dan maltosa (98˚C- 100˚C). Kami mengukurnya menggunakan termometer sederhana dimana kami menulis suhunya berdasarkan zat mulai meleleh hingga meleleh sempurna.
Pada percobaan ini juga kami menggunakan zat satu dengan yang lain menggunakan  perbandingan yaitu 1:1, 1:0,5, 1: 2.nah pada perbandingan 1:1 diuji titik lelehnya sehingga didapatkan hasil naftalen-glukosa (140˚C- 162˚C), glukosa – α naftol (145˚C- 168˚C), α naftol-asam benzoat (148˚C- 170­˚C),  asam benzoat- maltosa (160˚C- 180˚C), maltosa-naftalen (145˚C- 170˚C). Pada perbandingan ini yaitu perbandingan 1:0,5 juga ditujukan untuk mengetahui titik leleh yaitu didapatkan suhunya naftalen- glukosa (90˚C- 128­˚C), glukosa – α naftol (150˚C- 165˚C), α naftol – asam benzoat (160˚C- 175˚C), asam benzoat-maltosa (148˚C- 169˚C), dan maltosa-naftalen (138˚C- 155˚C). Pada perbandingan 1:2 juga sama perlakuannya sehingga didapatkan hasil yaitu naftalen-glukosa (120˚C- 160­˚C), glukosa-α naftol (145˚C- 170˚C), α naftol-asam benzoat (119˚C- 165­˚C), asam benzoat-maltosa (100˚C- 140˚C) dan maltosa-naftalen (129˚C- 158˚C).
IX. Pertanyaan
1.         Faktor apa yang dapat mempengaruhi dalam percobaan kalibrasi termometer ?
2.         Apa yang dapat anda simpulkan mengenai perbedaan perbandingan pada penentuan titik leleh?
3.         Hal apa yang mempengaruhi penentuan titik leleh?

X. Daftar Pustaka
Fredi, S. 2011. Pengaruh Suhu Lingkungan dan Sensor Termometer Infrared pada Kalibrasi Termometer Suhu Rendah. Vol 2 No. 2 : Universitas Semarang
Oxtoby. 2005. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Jilid 1 ED 4. Jakarta : Erlangga
Raplh . 2001. Ganaval Chemist Principle and Modern Application. Jakarta : Erlangga
Rahmat. 2015. Uji Homogenitas dan Stabilitas Suhu Mini Liquid Bath untuk Kalibrasi Termometer Digital Makanan Vol 4 No 7. Universitas Sriwijaya
Syamsurizal. 2019. Kalibrasi Termometer dan  Penentuan Titik Leleh. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/ ) Diakses pada tanggal  pukul 20: 03

Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi





Pengikatan sampel pada termometer


                              Kalibrasi termometer dengan water bolt                             
Untuk penentuan skala atas  termometer



sampel telah sampai pada titik lelehnya 




                                              






















           




                       


Komentar

  1. Saya vira anggita (069) akan menjawab pertanyaan no 1.
    faktor yang dapat mempengaruhi kalibrasi termometer adalah kemurnian larutan atau sampel yang akan dikalibrasi, teknik dalam mengkalibrasi dan faktor faktor dari praktikan sendiri.

    BalasHapus
  2. Saya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.3. Hal yang dapat mempengaruhi titik leleh yaitu kemurnian dari zat itu sendiri.
    Jika zat yang akan kita uji terkontaminasi dengan zat pengotor, pastinya titik lelehnya akan meningkat, dan pada penentuan tersebut digunakan perbandingan 1:0,5, 1:1, 1:2 yang dapat digunakan untuk mengetahui pada suhu berapa zat tersebut dapay meleleh dengan diberi zat lain didalamnya

    BalasHapus
  3. Saya Rd. Abdurrahman(A1C117015) akan menjawab no. 2 menurut saya Penentuan titik leleh dapat disimpulkan dengan kemurnian dan banyaknya zat yang diuji pada titik leleh dapat membuat titik lelehnya besar atau pun kecil.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM 9, KEISOMERAN GEOMETRI (Pengubahan Asam Maleat Menjadi Fumarat)

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 2

KEUNIKAN DAN KERAGAMAN STRUKTUR STEROID