JURNAL PERCOBAAN 9, KEISOMERAN GEOMETRI
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
YUYUN ERNAWATI
(A1C117063)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURNAL PRAKTIKUM
PERCOBAAN 9
I.
Judul :
Keisomeran Geometri ( pengubahan asam maleat menjadi fumarat)
II. Hari
/ Tanggal : Jumat / 26 April 2019
III. Tujuan
: Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah :
a. Dapat
mengetahui azas dasar keisomeran ruang, khususnya ismer geometri.
b. Dapat
mengetahui perbedaan konfigurasi cis dan trans secara kimia dan fisika.
IV. Landasan
Teori
Struktur ruang atom-atom didalam
molekul dapat menentukan sifat-sifatnya. Jika terdapat dua gugus yang reaktif,
yaitu cis dan trans terhadap yang lainnya, maka perbedan geometri akan mudah
ditunjukkan secara kimia, seperti halnya dnegan asam maleat dan asam fumarat
yang masing-masingnya cis asam butenadioat. Jika asam maleat dipanaskan dalam
suatu tabung tertutup diatas titik lelehnya 130˚C, maka akan menghasilkan
maleat dan 1 mol molekul air.
Sebaliknya, asam fumarat tidak
meleleh akan tetapi menyumblim pada suhu 128˚C dan membentuk anhidrida
polimerik atau jika pada suhu yang
tinggi akan membentuk anhidrida maleat. Perubahan pada isomer-isomer
geometri, seperti asam maleat menjadi asam fumarat dapat terjadi bila ikatan
rangkap C=C untuk sementara waktu diubah menjadi ikatan tunggal C-C dan melalui
ikatan tunggal yang dapat memberikan putaran dapat berlangsung.
Walaupun tidak selalu isomer trans
lebih stabil dari pada cis dan merupakan bagian terbanyak dalam kesetimbangan.
Pengubahan pada isomer-isomer geometri dari yang satu ke yang lainnya boleh
dijalankan melalui pembentukan senyawa, yaitu antara lain yang bersifat ion
atau radikal bebas. Pada percobaan ini, asam maleat direfluks dengan asam
klorida yang mana akan mengubahnya menjadi asam fumarat yang lebih stabil. Asam
fumarat juah kana lenih sedikit larut dalam air dari pada asam maleat, sehingga
menyebabkan ia lebih mudah mengkristal dari larutan selama reaksi berjalan.
Mekanisme reaksinya sudah disarankan sebagai berikut :
(tim kimia organik, 2019).
Pada senyawa organik terdapat satu atau lebih gugus
fungsi yang terikat pada atom karbon berikatan tunggal atau atom karbon yang
berikatan rangkap. Atom karbon yang memiliki gugus fungsi ikatan tunggal –C-C
akan dapat secara bebas berorientasi, sehingga tidak dapat untuk dibedakan
orientasi bidang ruang gugus fungsinya dan sebaliknya jika pada atom karbon yang
memilki ikatan karbon rangkap atau rantai karbonnya siklik, maka gugus fungsi
atom tersebut tidak dapat berorientasi secara bebas, sehingga orientasi bidang
ruang gugus atau atomnya dapat diidentifikasi yang mana dapat disebut dengan
isomer geometri.
Selain itu, isomer
geometri juga terdapat pada senyawa organik yang mempunyai rantai siklik misalnya
pada cincin karbon sikloalkana yang dapat terbentuk bidang pseudo yang dapat
digunakan untuk menetapkan orientasi relatif atom atau gugus yang terikat pada
cincin. Pada orientasi atom atau gugus dapat berada pada sisi cincin yang
disebut “atas” dan sisi lainnya disebut “bawah”. Berdasarkan pemikiran dan
persetujuan para ahli kimia, ikatan kimia dapat berbentuk baji yang digunakan
untuk menunjukkan gugus atau atom yang terletak pada bagian atas bidang rata-rata cincin dan garis
tetas untuk ikatan pada atom atau kelompok yang terletak pada bagian cincin
bawah.
Suatu isomer geometri dengan
orientasi tertentu dapat dirubah orientasinya misalnya saja pada asam maleat
atau cis-asam butenadioat yang
memiliki dua gugus karboksilat, yang umunya dapat digunakan sebagai bahan dasar
untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam
butenadioat.
Pada isomerisasi ini dikatalis oleh
berbagai pereaksi, seperti asam mineral, asam sulfat atau asam klorida dan
tiouera serta pemanasan yang memadai.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat
Isomer merupakan
molekul yang memiliki rumus molekul sama, tetapi memiliki pengaturan yang
berbeda dari atom didalam ruang, yang mana mengecualikan setiap pengaturan yang
berbeda yang hanya karena molekul berputar secara keseluruhan atau berputar
tantang obligasi tertentu. Suatu senyawa memiliki rumus molekul dan rumus
struktur. Rumus molekul adalah rumus umum yang dimiliki oleh suatu senyawa yang
dalam hal ini terkadang sama dengan rumus molekul pada senyawa organik yang
lain. Sedangkan,rumus struktur adalah rumus yang dimiliki oleh suatu senyawa
yang membedakan denagn senyawa organik yang lain (Heri,2016).
Dalam ilmu kimia ,
isomer ialah molekul-molekul dengan rmus kimia yang sama, namun memiliki
susunan atom yang berbeda . kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip
dengan senyawa yang lainnya. Hal ini juga terdapat pada isomer nuklir, yaitu
inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi berbeda. Contoh sederhannya yaitu
dari isomer C3H8O,terdapat 3 isomer dengan rumus kimia
tersebut yaitu 2 molekul alkohol dan sebuah molekul eter (Naufal, 2017).
Isomer geometri
adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus didalam ruang.
Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomer ini tidak
terdapat pada kompleks dengan struktur linear, trigonal planar segiempat dan
oktahedral. Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-kompleks yang
bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Hal ini disebabkan karena
kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil,
sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil ( Willbram, 1992).
Tipe isomer bidang
ruang dimana dua senyawa berbeda dalam hal kedudukan relatif 2 gugus terikat
disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh yaitu asam fumarat dan asam maleat.
Pada asam fumarat kedua gugusnya yaitu
gugus –COOH dan gugus –H terletak pada sisi ikatan rangkap yang sama ( dsebut
cis) sementara pada asam maleat kedua gugustersebut terletak pada sisi ikatan
rangkap yang berlawanan (disebut trans). Isomer geometris disebut juga dengan
isomer cis-trans (Fessenden, 1997).
V. Alat
dan Bahan
5.1 Alat
·
Erlenmeyer
·
Bunsen
·
Corong Buncher
·
Labu bulat 400 ml
·
Alat penentu titik leleh.
5.2 Bahan
·
Kertas saring
·
Anhidrat maleat
·
HCl pekat
VI. Prosedur
Kerja
·
Dididhkan air suling sebanyak 20 ml
kedalam erlenmeyer 125 ml. Ditambahkan 15 gram anhidrat maleat. Didinginkan
labu setelah menjadi jernih dibawah pancaran air keran sampai sejumlah maksimum
asam maleat mengkristal dari larutan. Dikumpulkan asam maleat diatas corong
Buncher.
·
Dipindahkan larutan filtrat kedalam labu
bulat 100 ml. Ditambahkan 15 ml HCl pekat dan refluks selama 10 menit.
Didinginkan larutan pada suhu kamar. Dikumpulkan asam fumarat dengan corong
Buncher. Direkristalisasi dalam air (± 12 ml per gram asam). Ditentukan titik
lelehnya dengan menggunakan black logam.
Lampiran
video :
Pertanyaan
:
1. Mengapa
kita mengunakan asam maleat pada percobaan keisomeran geometri ini ?
2. Apa
fungsi ditambahkan batu didih didalam labu dasar bulat yang berisi zat yang
akan kita refluks ?
3. Dengan
cara apa yang dapat dilakukan agar dapat memudahkan zat yang mengkristal dapat
disaring ?
saya brezza (055) akan menjawab no 1 Karena asam maleat merupakan cis-isomer, dan kami memanaskannya atau merefluksnya untuk memberikan energi aktivasi dalam rangka untuk mengubah menjadi trans-isomer geometris menjadi fumarat.
BalasHapusSaya Mita Istiana (083) akan membantu menjawab pertanyaan no 3. Yaitu dengan cara merendamnya kedalam batu es, setelah kristal mencair baru bisa untuk disaring.
BalasHapusSaya Tria Pradina Loke (075) akan menjawab pertanyaan no.2, dimana fungsi penambahan batu didih selama percobaan tersebut agar menghindari terjadinya gejolakan dari zat pada saat proses pemanasan berlangsung. karena, kalau terjadinya gejolakan akan berpotensi labu untuk pecah yang disebabkan tekanan yang tinggi
BalasHapus