LAPORAN PERCOBAAN 6, REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL


VII. Data Pengamatan
7.1 Kelarutan
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung1 ½ mL etanol + 2 mL aquades
Warna bening
2.
Tabung 2 ½ mL madu + 2 mL aquades
Terbentuk 2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh
3.
Tabung 3 ½ mL Fenol + 2 mL aquades
Sebelum digoncang warnanya putih susu, didiamkan membentuk endapan orange, digoncangkan semua bercampur.

7.2 Reaksi dengan Alkali
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung 1 ½ mL fenol + NaOH 10% 5 mL
Warnanya kuning pudar, terdapat 2 fasa minyak dan air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange jernih
2.
Tabung 2 ½ mL madu + NaOH 10% 5 mL
Terdapat larutan seperti minyak, lama-lama menghilang,     diaduk terdapat endapan warna kuning terang, lapisan atas berwana kuning jernih
3.
Tabung 3 ½ mL 2-naftol + NaOH 10% 5 mL
Terdapat gelembung gas sedikit, digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung

7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
5 tabung reaksi dimasukkan 1 mL aseton
Aseton memiliki warna yang bening
2.
Tabung 1
·         1 mL aseton + 1 tetes cairan alkohol (2-butanol)
·         Ditambahkan reagen BW 1 tetes

Warnanya bening jernih

Terdapat endapan biru toska
3.
Tabung 2
·         1 mL aseton + 1 tetes ter-butil alkohol (madu)
·         Ditambahkan reagen BW 1 tetes

Madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan
Warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau
4.
Tabung 3
·         1 mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah)
·         Ditambahkan reagen BW 1 tetes

Tidak bercampur keduanya

Terdapat dua lapisan, lapisan atas orange bening dan dibawah orange keruh
5.
Tabung 4
·         1 mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit)
·         Ditambahkan reagen BW 1 tetes

Larutan berwarna kuning

Terdapat endapan berwarna orange keruh, dan lapisan atas warnanya orange bening

7.4 Reaksi Fenol dengan Clor
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
0,1 mL fenol + 3 mL aquades
Larutan bercampur secara homogen
2.
Ditambahkan Clor dan digoncang
Dilakukan penambahaan terus menerus sehingga warna menjadi jernih

7.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung 1
1-2 tetesfenol + 5 mL aquades + 1-2 tetesbesi (III) klorida

Semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih
2.
Tabung 2
1-2 tetes resorsinol + 5 mL aquades + 1-2 tetesbesi (III) klorida

Semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih
3.
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetesbesi (III) klorida

Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar


VIII. Pembahasan
                        Pada percobaan ini kami melakukan percobaan yaitu reaksi- reaksi alkohol dan fenol. Dimana tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui perbedaan sifat-sifat alkohol dan fenol, mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol, serta mengetahui azas-azas dari reaksi tersebut.
                        Pada procobaan ini pertama-tama kita dapat mengetahui bahwa alkhokol dan fenol merupakan senyawa yang sangat penting bagi kita dan dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita. Alkohol sendiri dapat bereaksi dengan berbagai turunan dari alkil halida melalui reaksi subsitusi oleh senyawa-senyawa halogen serta dapat pula dioksidasi dengan senyawa-senyawa yang nantinya akan menjadi turunan aldehid, keton, eter, ester dan asam karboksilat, dan dapat bereaksi dengan logam-logam alkali yang nantinya akan membentuk garam alkoksida. Sifat-sifat fisik dan kimia dari alkohol itu sendiri yaitu :
a.       Titik didih, semakin panjang rantai hidrokarbon maka titik didihnya juga semakin tinggi, karena berat molekulnya juga semakin tinggi. Khusus untuk alkohol yang mempunyai isomer dapat memperlihatkan ttik didih yang berbeda seperti misalnya n-butanol (117,7˚C) dan isobutanol (89˚C).
b.      Ikatan hidrogen, ikatan hidrogen sendiri dapat terjadi diantara molekul-molekul dimana atom hidrogen dari molekul alkohol neniliki muatan parsial positif akan berinteraksi kuat dengan atom oksigen yang bersifat elektronegatif dan mempunyai pasangan elekron bebasdari molekul yang lain.
c.       Efek gaya Van Der Walls, gaya dispersi Van Der Walls dan interaksi antar dipol-dipol akan cenderung meningkat dengan semakin bertambahnya berat molekul alkohol.
d.      Kelarutan dalam air,  molekul alkohol dengan berat molekul kecil seperti metanol dan etanol dapat lart sempurna didalam air. Kelarutan akan semakin berkurang dengan bergantungpada panjang tidaknya rantai hidrokarbon.
e.       Sifat keasaman atau kebasaan alkohol, sfat alkohol yang sedikit sama dengan air, dimana keduanya dapat sama-sama larut didalam suasana asam atau basa. Adapun nilai tetapan keasaan beberapa alkohol sangat terlihat sebagai berikut :
      

Berdasarkan nilai pKa yang telah tertera pada tabel diatas terlihat bahwa metanol sedkit lebih asam dari air dan air sedikit asam dari etanol. Kemudian dapat dilihat bahwa semakin panjang rantai hidrokarbonnya cenderung lebih lemah sifat asamnya. Tetapi berbeda dengan fenol dnegan nilai pKa 10 yang memiliki sifat keasaman lebih kuat daipada alkohol lainnya seperti sikloheksanol dengan pKa 18 dimana ion hidrogen dari fenol dapat mepelas diri dari gugus –OH dan mentransfernya ke suatu senyawa yang bersifat basa .(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
                 Pada percobaan ini kami melakukan prosedur yang pertama yaitu kelarutan, reaksi dengan alkali, oksidasi dengan asam kromat ( pengujian Bordwell- Wellman), reaksi fenol dengan klorin dan reaksi fenol dengan besi (III) klorida.
8.1 Kelarutan
                 Pada prosedur ini, yaitu pada prosedur kelarutan kami menggunakan bahan yaitu etanol, fenol dan madu. Pertama-tama kita  memasukkan ½ ml senyawa etanol,fenol dan madu dalam 3 tabung reaksi dan kemudian pada masing-masing tabung tersebut ditambahkan 2 ml aquadest, kemudian digoncangkan. Hasil yang kami dapat untuk etanol yaitu setelah digoncangkan tetap berwarna bening. Kemudian fenol, sebelum digoncang warnaya putih susu dan setelah kami diamkan beberapa menit terdapat endapan berwarna orange, kemudian kami goncangkan terdapat warna orange tidak pekat dan sedikit keruh.
8.2 Reaksi dengan alkali
                 Pada prosedur ini yaitu reaksi dengan alkali kami melakkan dengan bahan fenol, madu dan 2-naftol, dimana masing-masing  bahan tersebut diambil sebanyak ½ ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan NaOH 10% sebanyak 5 ml kemudian digoncangkan. Pertama hasil yang kami dapat dari fenol yaitu warnya kuning pudar dan terdapat 2 fasa seperti minyak dan air, kemudan kami diamkan beberapa menit, minyak tersebut larut dan berwarna orange jernih. Kemudian pada madu, hasil yang kami dapat yaitu terdapat larutan seperti minyak namun lama-kelamaan menghilang, dan kami aduk terdapat endapan bawah berwarna kuning terang dan pada endapan atas berwarna kuning jernih. Kemudian pada 2-naftol , hasil yang kami dapat yaitu adanya gelembung gas sedikit, dan kmeudian kami goncangkan warnanya bening dan gelembungnya telah menghilang.
8.3 Oksidasi dengan asam kromat( pengujian Bordwell- Wellman)
                 Pada prosedur ini kami memberikan 4 pengamatan. Pengamatan yang pertama yaitu tabung 1, kami memasukkan 1 ml aseton kemudian kami tambahkan 1 tetes cairan alkohol (2 –butanol) hasil yang kami dpaat yaitu warnya bening, kemudian kami tambahkan dengan reagen BW 1 tetes warnanya berubah menjadi bening namun terdapat endapan berwarna biru toska. Kemudian tabung 2 yaitu 1 ml aseton kemudian ditambahkan 1 tetes ter-butil alkohol (madu) dan digoncangkan hasil yang kami dapat yaitu madu tidak dapat larut dalam aseton, mereka terpisah, kemduain kami tambahkan 1 tetes reagen BW warnanya berubah menjadi kunning keruh dan terdapat endapan berwarna hijau. Kemudian tabung 3, kami menambahkan 1 ml aseton dan 1 teets kolesterol (minyak jelantah) dan kami goncangkan, hasil yang kami dapat yaitu kedua larutan tersebut tidak dapat bercampur dan kemudian kami tambahkan reagen BW 1 tetes terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna orange bening sedangkan lapisan dibawah berwarna kuning keruh. Kemudian tabung 4 kami menambahkan 1 ml aseton dan 1 tetes karbinol ( air kunyit), hasil yang kami dapat yaitu larutan berwarna kuning, kemudian kami tambahkan reagen BW 1 tetes, terdapat endapan berwarna orange keruh dan pada bagian lapisan atas berwarna orange bening.
8.4 Reaksi fenol dengan klorin
                 Pada prosedur ini yaitu pada prosedur reaksi fenol dengan klorin, kami menambahkan 0,1 ml fenol dan 3 ml aquadest, larutan akan bercampur secara homogen. Kemudian ditambahkan klorin dan digoncangkan, ditambahkan terus-menerus hingga warna berubah menjadi jernih.
8.5 Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
                 Pada prosedur ini kami melakukan pengamatan dengan 3 tabung, Tabung 1 berisi 1-2 tetes fenol dan 5 ml aquadest dan 1-2 tetes besi (III) klorida kemudian digoncang hasil yang kami dapat yaitu semuanya larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan yaitu warna ungu jernih. Tabung 2 berisi 1-2 tetes resolsinol dan 5 ml aquadestdan 1-2 tetes besi (III) klorida, kemudian kami goncangkan, hasil yang kami dapat larutan semuanya dapat larut dan berwarna kuning jernih. Tabung 3 berisi 1-2 tetes 2-propanol dan 5 ml aquadest dan 1-2 tetes besi (III) klorida, hasil yang kami dapat yaitu semua campuran larut dan berwarna kuning pudar.
IX.  Kesimpulan
       Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1.  Fenol memiliki sifat lebih asam dibandingkan dengan alcohol, fenol bersifat polar sedangkan alcohol bersifat semi polar bahkan semi nonpolar.
2.    Fenol dapat beraksi dengan NaOH, brom, serta FeClsedangkan alcohol dapat direaksikan dengan oksidasi asam kromat, pengujian lucas dan dengan natrium.
3.      Gugus hidroksil pada fenol menyebabkan cincin benzene reaktif terhadap reaksi subtitusi elektrofilik sehingga reaksi berangsung dalam keadaan lemah. Sedangkan reagen lucas didasarkan pada kecepatan dari alkoho-alkohol primer, sekunder dan tersier untuk diubah menjadi klorida.

X. pertanyaan 
     1. mengapa pada prosedur kelarutan menggunakan madu sebagai pengganti ter-butil?
     2. hasil apa yang didapat pada prosedur reaksi fenol dengan besi (III) klorida, tepatnya         pada tabung 3?
     3. mengapa pada prosedur oksidasi dengan asam kromat menggunakan minyak jelantah ?


XI. Daftar Pustaka
            Carey, F.A. 2000. Organic Chemistry Fouth Edition. Me Graw-HillCompanies. Boston
            Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta
            Ritmelani. 2013. Reaksi Antara Gliserol dan o-Metoksi Fenol dalam Suasana Basa dan Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol dari Produk Sampling Produksi Biodiesel untuk Pembuatan Obat Batuk Gliseril. Indonesian E-Journal Of Applied Chemistry Vol 1 No.2 : ISSN 2302-7224
 Syamsurizal. 2019. Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/). diakses pada tanggal 27 maret 2019. pukul 20:23
            Tim penuntun kimia organik. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi

lampiran gambar :
hasil percobaan reaksi kelarutan
hasil percobaan fenol dengan
besi (III) klorida


hasil percobaan reaksi fenol
dengan klor 
hasil percobaan oksidasi dengan
asam kromat




hasil percobaan reaksi dengan
alkali

Komentar

  1. Saya Agustri manda sari (A1C117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 yang mana . Karena pada prosedur oksidasi dengan asam kromat bahan utamanya adalah kolesterol, maka dari itu dapat menggunakan minyak jelantah, yang mana telag kita ketahui bahwa minyak jelantah dapat menimbulkan senyawa kolesterol bila dipanaskan secara terus-menerus

    BalasHapus
  2. Saya Febry dengan nim (073) akan menjawab pertanyaan nomor 2. Hasil yang didapat yaitu campuran dalam tabung 3 larut semua secara homogen dan menimbulkan warna kuning pudar. Terimakasih.

    BalasHapus
  3. Saya suci A1c117081 akan menjawab pertanyaan no 1. Menurut saya Karena madu merupakan senyawa yang mudah ditemui dan efisien, serta terdapat kandungan ter-butilb didalamnya, sehingga dapat digunakan pada prosedur kelarutan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM 9, KEISOMERAN GEOMETRI (Pengubahan Asam Maleat Menjadi Fumarat)

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 2