LAPORAN PERCOBAN 8, KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

VII. Data Pengamatan
7.1 Kromatografi lapis tipis (TLC)
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Disiapkan plat TLC
Plat TLC di potong dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm, lalu diberi garis pinggir 0,5 cm
2.
Dibuat larutan pengembang
N-heksan : Etil Asetat dengan perbandingan 2 : 1
3.
Dibuat larutan sampel dan diekstrak dengan 5 mL Etanol
Sampel terdiri dari 10 buah tanaman yaitu buah naga, bayam, nanas, bunga kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat, kembang sepatu
4.
Ditotolkan sampel pada plat TLC dan dikeringkan lalu dimasukkan kedalam larutan pengembang lalu dilihat noda dengan lampu UV
Pada plat pertama didapat jarak pelarut yaitu 4,8 cm dan digunakan 4 buah sampel yang ditotolkan yaitu buah naga dengan jarak 3,9 cm ; bayam dengan jarak 0,3 cm ;  nanas dengan jarak 3,8 cm ; dan bunga kertas dengan jarak 2,5 cm.
Pada plat kedua didapat jarak pelarut yaitu 4,5 cm juga digunakan 4 buah sampel yang ditotolkan yaitu semangka dengan jarak noda 3,7 cm ; wortel dengan jarak 3,9 cm ; papaya dengan jarak 3,8 cm dan kentang dengan jarak 0 cm.
Pada plat ketiga didapat jarak pelarut yaitu 4,7 cm dan digunakan 2 buah sampel terakhir yaitu tomat didapat jarak noda sejauh 4,1 cm ; dan kembang sepatu dengan jarak 4 cm.























7.2 Kromatografi kolom
No.

Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Disiapkan sampel
Digunakan sampel yang sama seperti kromatografi lapis tipis
2.
Disiapkan kolom
Disumbat kolom dengan kapas, dimasukkan silica gel (fasediam) kedalam larutan n-heksan lalu dimasukkan kedalam kolom kromatografi sambil di ketuk-ketuk agar kolom menjadi padat
3.
Dimasukkan sampel
Dicampur sampel dengan silica gel sekitar 1 sudip lalu dimasukkan kedalam kolom kromatografi
4.
Dialirkan kolom dengan pelarut
Untuk campuran pelarut yang digunakan itu bermacam-macam untuk setiap sampel sesuai dengan sifat dari sampel tersebut polar, semipolar atau nonpolar
5.
Ditampung tetesan yang keluar dari kolom
Tetesan yang keluar di tamping kedalam botol yang berbeda-beda untuk setiap sampel yang didasarkan pada perbedaan warna yang keluar.

VIII. Pemabahasan
            Kromatografi merupakan suatu teknik pada analisis kimia yang digunakan untuk memisahkan campuran zat  menjadi komponen – komponen penyusunnya sehingga masng-masing dari komponen dapat dianalisis secara menyeluruh. Kromatografi mempunyai banyak jenisnya, diantaranya yaitu kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi penukar ion dan kromatografi afinitas. Berikut merupakanistilah penting yang harus diketahui mengenai kromatografi.
Adapun prinsip pemisahan didalam kromatografi yaitu komponen dari penyusun zat  terletak pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa geraknya  sehingga masing-masing dari komponen dapat terpisah dengan komponen yang lainnya. Afinitas suatu analit dapat ditentukan oleh daya adsorbsi terhadap fasa diam dan kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang akan digunakan selama proses kromatografi. Semakin kuat adsorpsi suatu analit terhadap fasa diam dan kelarutannya yang kecil terhadap fasa gerak, oleh karena itu wkatu tinggalnya dalam kolom lebih lama dibandingkan analit yang daya adsorpsinya lemah terhadap fasa diam dan kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang digunakan pada kromatografi tersebut( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/)
Pada praktikum kali ini, yaitu praktikum kromatografi kolo da kromatografi lapis tipis kami melakukannya semua percobaan dengan baik, yang pertama yaitu untuk kromatografi lapis tipis dan kemudian kromatografi kolom.
8.1 kromatografi lapis tipis (TLC) 
            Pada percobaan ini yaitu kromatografi lapis tipis kami menggunakan sampel ekstrak dari buah naga, bayam, nanas, bunga kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat dan bunga sepatu. Yang pertama kita lakukan terlebih dahulu yaitu menyiapkan  plat TLC yaitu plat TLC dipotong dnegan panjang 5 cm, lebar 3 cm dan diberi garis pinggir 0,5 cm. Kemudian dibuat larutan pengembang yaitu n-heksana : etil asetat dengan perbandigan 2 : 1. Dibuat larutan sampel yaitu dengan mengekstrak 10 jenis sampel dengan 5 ml etanol. Kemudian ditotolkan sampel pada plat TLC dan keringkan lalu dimasukkan kedalam larutan pengembang dan dilihat noda dengan menggunakan lampu UV, hasilnya yaitu pada plat pertama didapatlah jarak pelarut yaitu 4,8 cm dan digunakan 4 sampel pertama yaitu buah naga dengan jarak 3,9 cm ; bayam dengan jarak 0,3 cm; nanas dengan jarak 3,8cm dan bunga kertas dengan jarak 2,5 cm. Pada plat kedua didapat jarak pelarut yaitu 4,5 cm dengan sampel yang dibunakan juga 4 sampel yang ditotolkan yaitu semangka dengan jarak 3,7 cm; wortel dengan jarak 3,9 cm; pepaya dengan jarak 3,8 cm; da kentang dengan jarak 0 cm. Pad aplat yang ketiga yaitu dengan jarak pelarut 4,7 cm digunakan 2 sampel diantaranya yaitu tomat dengan jarak noda 4,1 cm dan bunga sepatu dengan jarak 4 cm.
8.2 Kromatografi kolom
            Pada percobaan kromatografi kolom, yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan sampel, sampel yang digunakan sama seperti kromatografi lapis tipis yaitu buah naga, bayam, nanas, bunga kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat dan bunga sepatu. Kemudian disiapkan kolom, sebelum kolom digunakan alangkah lebih baiknya jika kolom dibersihkan permukaan dinding dalamnya menggunakan larutan n-heksana,agar hasilnya nanti lebih akurat, kemudian kolom disumbat menggunakan kapas kemudian dimasukkan silika gel yang berperan sebagai fasa diam, silika gel kemudian dimasukkan kedalam larutan yang berisi n-heksana lalu dimasukkan kedalam kolom kromatografi sambil diketuk-ketuk agar silika gel didalam kolom menjadi memadat. Kemudian dimasukkan sampel, yaitu sampel dicampur dengan silika gel sebanyak ± 1 sudip lalu ditambahkan beberapa tetes sampel sampai terbentuk warna pada silika gel, kemudian baru dimasukkan kedalam kolom. Setelah itu baru dialirkan kolom dengan pelarut, campuran yang digunakan setiap sampelnya berbeda-beda menyesuaikan dengan sifat sampel tersebut apakah sampel bersifat polar, semi polar atau non polar. Kemudian ditampung tetesan yang keluar dari kolom, setiap tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan botol yang berbeda sebagai pemisah antara sampel satu dengan dengan yang lainnya yang ditandai dengan perbedaan warna dari setiap tetesan dari kolom.
IX. Kesimpulan
 a. 
 b.
 c.  
X. Pertanyaan
1. Apa fungsi diberi larutan n-heksan pada kolom sebelum kolom digunakan ?
2. apa yang  harus dilakukan pada silika gel agar ia menjadi fasa diam dalam kromatografi kolom ini?
3. faktor apa yang dapat digunakan dalam menunjang keberhasilan dalam kromatografi TLC (lapis tipis) ?

XI. Daftar Pustaka
Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Syamsurizal. 2019. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/ diakses pada tanggal 9 april 2019, pukul 19:05
Septika , R. 2007. Identifikasi Flavonoid dari Buah Tumbuhan Mempelas Menggunakan Kromatografi Kolom Flor dengan Eluen n- heksana. Vol 8 No.3 Jurnal Universitas Sriwijaya
Soebagyo. 2005. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta : Erlangga
Syukri .1999. Buku Pengantar Kimia. Bandung : ITB
 Tim penuntun praktikum Kimia Organik. 2019. Penuntun Praktkum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi 

Lampiran gambar 

proses kromatografi kolom




penotolan sampel pada
plat  tetes
 
esktrak berbagai sampel




penyinaran sinyal UV 
                                      

Komentar

  1. Nama Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 2. Yaitu dengan memasukkan silika gel sedikit demi sedikit didalam kolom, sambil diketuk -ketuk agar silika gel memadat didalam kolom

    BalasHapus
  2. nama saya putri milenia (57) akn menjawab pertanyaan no 1, Yaitu untuk membersihkan dinding dinding pada permukaan dalam kolom

    BalasHapus
  3. Saya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.3. Salah satunya yaitu ketelitian dalam pemberian sampel TLC, kemudian ketelitian dalam menyinari plat TLC dengan bantuan sinar UV.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM 9, KEISOMERAN GEOMETRI (Pengubahan Asam Maleat Menjadi Fumarat)

JURNAL PERCOBAAN 6, REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

JURNAL PERCOBAAN 9, KEISOMERAN GEOMETRI