PROSEDUR DAN TAHAP SCREENING POTENSI KIMIA BAHAN ALAM
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM
DISUSUN OLEH:
YUYUN ERNAWATI
(A1C117063)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL,
M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Pada materi prosedur dan tahap screening potensi
kimia bahan alam. Saya mengambil potensi daun saliara untuk dibahas dalam
materi pada pembahasan kali ini. Daun saliara sendiri merupakan daun yang
jarang ditemui dikehidupan kita sehari-hari, daun saliara hanya didapat
didaerah kalimantan timur yaitu kutai timur, kutai barat dan kutai kartanegara.
Selama ini kita sudah sangat akrab dengan
penyerangan serangga pada tanaman, maka dari itu kita perlu mengetahui bahan
alam apa yang dapat kita manfaatkan dalam berupaya mengatasai serangga pada
tanaman. Salah satunya yaitu dengan membudidayakan daun saliara. Prosedur dan
tahap screening potensi kimia dari daun
saliara yaitu dijelaskan sebagai berikut :
a.
Prosedur ekstraksi dan maserasi
Prosedur yang pertama yaitu kita
keringkan daun saliara. Kemudian selanjutnya daun saliara yang telah kering
diblender hingga halus, yang nantiya dapat memudahkan kita dalam mengambil
ekstrak daun saliara. Selanjutnya pada proses maserasi dimulai dengan mencampurkan
pelarut etanol pada daun saliara yang telah
halus tadi, dengan perbandingan 1 : 2, (misalnya 1 gram serbuk daun
saliara dengan 2 ml etanol). Selanjutnya eanol dan daun saliara dicampurkan,
kemudian diaduk hingga homogen. Setelah itu baru didiamkan selama 24 jam.
Kemudian keesokan harinya disaring dan didapatlah ekstrak dari daun saliara.
Namun belum sampai disini saja, ekstrak daun saliara kemudian diuapkan dengan
rotary evaporator, setelah itu baru masuk ketahap screening.
b. Tahap
screening
Pada tahap screening atau lebih
dikenal dengan tahap skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi
pendeteksi golongan pada plat tetes ataupun dnegan tabung reaksi. Pada proses
ini, uji fitokimia yang dilakukan yaitu :
1. Analisis
alkaloid
Pada tahap ini perlu disiapkan
ekstrak isolat daun saliara dan kemudian diambil beberapa tetes dan kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Pada sampel yang telah ada kemudian
ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendroff perubahan yang terjadi diamati setiap
30 menit sekali, dan hasil uji yang positif yaitu dnegan ditandai perubahan
warna pada sampel menjadi berwarna jingga.
2. Analisis
Tanin
Pada tahap ini disiapkan ekstrak
daun saliara sebanyak 1 ml. Ditambahkan dengan beebrapa tetes larutan besi
(III) klorida 1 %. Bila tahap ini
menunjukkan hasil positif maka akan terbentuk warna biru tua atau sedikit
kehitamanhijauan yang identik dengan warna tanin.
3. Analisis
flavonoid
Sejumlah sampel diambil dan
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan pada sampel
berupa serbuk magnesium 2 mg dan ditambahkan 3 tetes HCl pekat. Setelah itu
baru tebung dikocok dan diamati perubahan warna yang terjadi pada sampel. Jika
terbentuk warna merah,kuning atau jingga
berarti sampel menunjukkan adanya flavonoid.
4. Analisis
Saponin
Beberapa ml sampel daun saliara
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan air panas kedalam tabung reaksi yang berisi sampel daun saliara.
Diamati tabung reaksi tersebut, jika terbentuk adanya busa maka reaksi tersebut
positif. Dan jika busa selama 30 menit tidak hilang, maka dapat ditambahkan 1
tetes HCl 2 N.
5. Analisis
Steroid
Diambil sampel beberapa ml, dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian sampel ditambahkan 2 tetes larutan
CHCl3. Kemudian ditambahkan 3 tetes pereaksi Lieberman Burchard.
Jika reaksi ini positif, maka ditandai dengan terbentuknya warna merah pada
larutan, kemudian berubah menjadi warna biru dan kemudian berubah lagi berwarna
hijau.
6. Analisis
Triterpenoid
Diambil beberapa ml sampel daun
siliara kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan
dengan 2 tetes larutan CHCl3. Dan kemudian ditambahkan dengan 3
tetes pereaksi Lieberman Burchard. Perubahan pada sampel daun siliara diamati,
jika berwarna merah sedikit keunguan maka reaksi tersebut positif.
Ekstrak
daun saliara memiliki kandungan kimia yaitu tannin atau polifenol, saponin dan
steroid. Ketiga kandungan kimia yang terdapat dalam daun siliara, menjadikan
daun siliara dapat berpotendi besar sebagai pestisida nabati, yang digunakan untuk
mengurangi serangan seranggahama dan insidensi penyakit pada tanaman
holtikultura.
Pertanyaan
:
1. Hal
apa yang dapat kita lakukan pertama kali pada saat sebelum memasuki proses tahap screening daun saliara ?
2. Setelah
melakukan beberapa uji,uji apa saja yang dapat menunjukkan hasil positif
didalam daun siliara?
3. Mengapa
kita harus menggunakan daun siliara ?
Perkenalkan saya Novela Melinda (A1C117007) kelas reguler A. Saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Uji yang menunjukkan hasil positif yaitu uji tanin, uji saponin, dan uji steroid
BalasHapusPerkenalkan saya Friska Utami (A1C117021) Reguler A. Saya akan menjawab pertanyaan no.1. Hal pertama yang kita lakukan yaitu menghaluskan sampel sampai benar-benar halus, kemudian sampel dicampurkan dengan etanol, dengan perbandingan 1:2, kemudian diaduk hingga homogen dan diamkan selama 24 jam.
BalasHapusHallo yuyun perkenalkan nama saya.
BalasHapusNama: Alfu Laila Ariyanti
Nim: A1C117022
Kls: Reguler B
Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari yuyun mengenai permasalahan no 3 dimana pertanyaannya Mengapa kita harus menggunakan daun siliara ?
Penjelasan:
Dari hasil uji fitokimia ekstrak daun saliara menunjukkan adanya kandungan bahan aktif tannin, saponin, steroid. Kandungan bahan aktif yang terdapat pada ekstrak daun ini memiliki potensi sebagai pestisida nabati karena dapat memengaruhi hama dan bakteri penyebab penyakit pada tanaman holtikultura
Semoga membantu. Terimakasih :)